Tanuki








































 

Tanuki (狸 atau タヌキ ?) adalah sebutan untuk binatang anjing rakun dalam bahasa Jepang. Sebutan "Tanuki" digunakan untuk dua subspesies anjing rakun (Nyctereutes procyonoides): N. p. viverrinus (anjing rakun biasa) dan N. p. albus (anjing rakun putih asal Hokkaido).

Tanuki digambarkan dalam cerita rakyat Jepang sebagai makhluk yang nakal, kocak, riang gembira, serta pandai menyamar dan berubah bentuk. Cerita rakyat berjudul Periuk Bunbuku dan Gunung Kachi-kachi menampilkan Tanuki sebagai tokoh utama.

Penggambaran Tanuki dengan skrotum yang sangat besar berasal dari penggunaan kulit Tanuki dalam kerajinan emas untuk melebarkan lembaran emas. Bentuk anatomi yang khas tersebut menjadikan Tanuki populer sebagai lagu anak-anak yang secara eksplisit menyebut bagian tubuh sebelah bawah milik Tanuki.

Cerita rakyat

Walaupun sudah dikenal sejak dulu dan sering muncul dalam cerita rakyat, sebagian orang di Jepang masih tidak bisa membedakan Tanuki (anjing rakun) dengan binatang lain. Tanuki sering disebut Mujina atau Mami yang sebenarnya merupakan nama untuk hewan spesies Meles meles (Eurasian badger). Di desa-desa sekitar wilayah Kanto, penduduk setempat menyebut anjing rakun sebagai Mujina. Di sebagian wilayah Prefektur Tochigi, Tanuki disebut Mujina, dan sebaliknya Mujina (Meles meles) disebut Tanuki.

Penggambaran Tanuki sebagai makhluk yang kocak baru dilakukan di zaman Edo. Tanuki digambarkan berperut gendut, memiliki skrotum yang sangat besar hingga bisa dipakai memukul-mukul perutnya sendiri. Tanuki yang muncul dalam cerita rakyat di zaman Kamakura dan zaman Muromachi justru digambarkan sebagai hantu menakutkan yang kadang-kadang suka makan orang.

Dalam cerita Gunung Kachi-kachi (Kachi-kachi Yama) yang diambil dari kumpulan cerita pendek Otogizōshi di zaman Muromachi, Tanuki digambarkan sebagai makhluk jahat. Tanuki tega membohongi seorang nenek dan membunuhnya untuk dibuat sup. Setelah itu, Tanuki menyamar sebagai si nenek dan berhasil menipu si kakek untuk memakan sup berisi daging si nenek.

Dalam cerita Periuk Bunbuku (Bunbuku Chagama), Tanuki digambarkan ingin membalas budi seorang petani yang telah menolongnya. Agar petani bisa mendapat uang, Tanuki menyamar menjadi periuk untuk merebus air sewaktu membuat teh (chagama). Periuk ini dijual kepada pendeta di sebuah kuil, tapi ketika api mulai dinyalakan di bawah periuk yang dipakai untuk memasak air, kaki dan kepala keluar dari periuk dan Tanuki lari kesakitan.


Hubungan Tanuki dengan kerajinan emas mengubah Tanuki sebagai lambang pembawa keberuntungan, dan lahir tradisi memasang patung keramik Tanuki di halaman rumah. Di depan rumah minum atau rumah makan yang menghidangkan mi sering dipajang patung keramik Tanuki.

Kota Shigaraki Prefektur Shiga memiliki kerajinan keramik yang disebut Shigaraki-yaki. Di antara produksinya yang terkenal adalah patung keramik berbentuk Tanuki yang memakai topi dan sedang memegang botol sake.

 
Mitologi dan cerita rakyat Jepang

Literatur klasik:
Kojiki | Nihon Shoki | Otogizōshi | Konjaku Monogatari
Cerita rakyat:
Urashima Tarō | Kintarō | Momotarō | Tamamo-no-Mae
Kami:
Izanami | Izanagi | Amaterasu
Susanoo | Ama-no-Uzume
Kepercayaan rakyat:
Inari | Ebisu | Oni | Tujuh Dewa Keberuntungan
Makhluk legenda:
Kappa | Tengu | Tanuki | Kitsune | Yōkai | Tsuchinoko
Cerita hantu:
Oiwa | Okiku
Tempat suci dan alam supranatural:
Gunung Hiei | Gunung Fuji | Izumo | Takamagahara |Ryūgū-jō | Yomi
Makhluk legenda dan arwah
























Sebuah gothic Lolita elegan di Harajuku, Tokyo. 


Meskipun asal usul fashion Lolita tidak jelas, kemungkinan gerakan ini dimulai pada akhir 1970-an ketika label terkenal termasuk Pink House, Susu dan Angelic Pretty mulai menjual pakaian yang akan dianggap sebagai "Lolita" oleh standar saat ini. Tak lama setelah itu datang Baby, The Stars Shine Bright, dan bermetamorfosis temps de fille. Pada 1990-an, mode Lolita diakui menjadi lebih baik, dengan band-band seperti Malice Mizer dan lainnya Visual Kei (atau tipe visual) band yang masuk ke popularitas. Band ini memakai kostum yang rumit, yang penggemar mulai mengadopsi sebagai gaya mereka sendiri. [3] gaya segera menyebar dari asal-usulnya di wilayah Kansai, dan akhirnya mencapai Tokyo di mana ia menjadi pemuda yang dipopulerkan seluruh budaya Jepang. Hari ini, mode Lolita telah tumbuh begitu banyak dalam popularitas yang dapat ditemukan bahkan di department store di Jepang. Hari ini banyak orang muda mengenakan fashion seluruh world.Contents [hide]
1 Lolita
2 Gaya jenis
2,1 Gothic Lolita
2,2 Sweet Lolita
2,3 Classic Lolita
2,4 Punk Lolita
3 lainnya gaya dan tema
3,1 Wa Lolita
3,2 Qi Lolita
3,3 Oji (Boystyle)
3,4 Hime Lolita
3,5 Guro Lolita
3,6 Sailor Lolita
4 Pengaruh dan popularitas
5 Dalam budaya populer
5,1 Anime
5,2 Manga
6 Lolita budaya
7 Gothic & Lolita Bible
8 Di luar Jepang
9 Lihat pula
10 Referensi
11 Pranala luar

 
Lolita

Dalam mode Lolita, umumnya diterima bahwa "Lolita" tidak mengacu pada novel terkenal Vladimir Nabokov's. [1 penganut] menampilkan diri lebih sebagai anak-anak boneka Victoria porselen atau dan lebih memilih untuk melihat "cute" atau "cantik" daripada "seksi" . Lolitas Sebagian besar setuju bahwa Lolita 'istilah' tidak selalu ada hubungannya dengan seks sama sekali. Penggunaan kata juga dapat dipertimbangkan wasei-eigo. Ironi nama dapat dianggap dalam mode itu diciptakan untuk melawan paparan tumbuh dari tubuh dan kulit di masyarakat saat ini; khusus sehubungan dengan perempuan muda. Lolita fashion bahkan bisa dianggap sebagai gerakan di mana gadis-gadis mulai dari pra-remaja akhir 20-an melawan fashion saat ini dengan kesederhanaan. Hal ini memungkinkan perempuan untuk merasa muda, imut, cantik atau off-batas, tergantung pada jenis Lolita seorang gadis memilih untuk menjadi. Salah satu pengikut fashion Gothic Lolita menjelaskan:
Kita tentu tidak melakukan hal ini untuk perhatian laki-laki. Bahkan, fashion sering mengasingkan mereka. Sering, seksualitas perempuan digambarkan dengan cara yang enak dan dapat diakses oleh orang, dan di luar apa pun yang yang mengintimidasi. Sesuatu yang begitu tanpa malu-malu perempuan akhirnya agak menakutkan-pada kenyataannya, saya mempertimbangkan untuk menjadi cantik konfrontatif. Dressing cara ini membutuhkan beberapa jenis kepemilikan seksualitas sendiri yang memakai hal-hal yang diharapkan atau biasa saja tidak. Tidak perlu banyak keberanian untuk mengenakan rok pensil dan flat. Ini tidak, karena beberapa komentator telah menyarankan, semacam harapan menarik bagi laki-laki bahwa perempuan harus seperti anak-anak, atau upaya untuk germo untuk pedofil. Pedofil seperti gadis-gadis kecil. Mereka tidak seperti wanita dewasa yang terjadi pada seperti gaun dengan kue di atasnya. Aku belum pernah terkena oleh sementara pedofil di Lolita. Kami tidak masuk ke dalam karena itu adalah semacam kompleks pedo salah tempat atau apa, dan tujuannya adalah tidak hanya untuk meniru gadis kecil, meskipun nama Lolita. [4]

Mayoritas Lolitas sangat tidak menyukai saran yang fashion mereka adalah kostum ', dan karena itu membutuhkan bahan pakaian kualitas, sering akan jauh melebihi kualitas yang diharapkan dari pakaian mainstream. Ada banyak toko-toko pakaian Lolita di seluruh dunia dan di Internet, tetapi karena beberapa karya desain, bahan yang digunakan berkualitas tinggi dan fakta bahwa ini adalah mode tidak konvensional, pakaian dan aksesoris seringkali sangat mahal. Sebuah pakaian tunggal dengan mudah dapat biaya lebih dari US $ 300. Karena masalah biaya, banyak gadis bawa pada diri mereka sendiri untuk menjahit pakaian mereka sendiri dan membuat aksesori sebagai hobi.

Hal ini sering diasumsikan bahwa gadis-gadis yang berpakaian mengikuti gaya hidup Lolita Lolita '' di mana mereka berusaha untuk meniru tingkah laku, etiket dan estetika periode waktu sejarah, khususnya yang dari era Victoria. Meskipun beberapa memilih untuk mengikuti gaya hidup Lolita ketat, ada orang lain yang hanya menikmati memakai pakaian. Bagi sebagian besar Lolita, dressing dalam mode tidak berarti mengubah kepribadian dan kebiasaan: Ini hanya mungkin menjadi preferensi gaya atau pernyataan untuk kesederhanaan.
  

Gothic lolita


Gothic lolita, kadang-kadang disingkat menjadi GothLoli (ゴスロリ Rori gosu),? Adalah kombinasi dari Lolita dan fashion Gothic. Fashion berasal dari akhir 1990-an dan telah berspekulasi menjadi "persoalan sosial" dalam menanggapi fashion Gyaru Jepang, namun banyak pengikut fashion Gothic Lolita terinspirasi oleh musik, terutama visual kei, "genre rock visual" di mana musisi menggabungkan musik rock dengan efek visual dan kostum. [5]

Gothic Lolita fashion ini ditandai dengan membuat gelap-up dan pakaian [6] Merah lipstik dan smokey atau rapi didefinisikan mata,. Dibuat dengan menggunakan eyeliner hitam, adalah gaya khas. [7] Meskipun make-up Gothic dikaitkan dengan wajah berbedak putih , ini biasanya dianggap rasa buruk dalam mode Lolita. [8] pakaian biasanya menggunakan skema warna gelap seperti hitam, biru gelap dan ungu, kadang-kadang dengan aksen putih. Seperti halnya dengan beberapa gaya Gothic Barat, perhiasan salib dan simbol-simbol agama lainnya juga digunakan untuk accessorize tampilan Gothic Lolita. Aksesori lainnya dalam gaya Gothic Lolita termasuk tas dan dompet yang sering di modernly bentuk umum seperti kelelawar, peti mati, dan salib. [9]

Seperti banyak gaya Lolita lain, gerakan visual kei bertanggung jawab untuk membantu memperkenalkan dan mempopulerkan gaya Gothic Lolita. Salah satu seniman khususnya, Mana, seorang musisi Jepang dan fashion-desainer, dianggap sebagai kekuatan utama di balik mempopulerkan gaya Gothic Lolita, meskipun ia tidak dikreditkan dengan menciptakan itu. Mana sendiri itu Gothic Lolita fashion label, Moi-meme-Moitié, telah berkembang menjadi sangat sukses. Untuk menggambarkan desain label yang baru, ia mendorong penggunaan istilah Elegant Gothic Lolita (EGL) dan Elegant Gothic aristokrat (EGA). [10]
 
Sweet Lolita  

Sweet Lolita, juga dikenal sebagai ama-Loli (甘 ロリ ama Rori?) Dalam bahasa Jepang, yang banyak dipengaruhi oleh gaya Rococo serta Victorian dan Edwardian pakaian. Fokus pada anak dan aspek fantasi dari Lolita, Sweet Lolita gaya mengadopsi format Lolita dasar dan menggunakan warna lebih terang dan tema fantasi anak di desain.

Makeup yang digunakan dalam Lolita manis adalah umum di seluruh gaya Lolita paling. A natural look ditekankan, untuk membantu menjaga merasa kekanak-kanakan dari Lolita. Light pastel dan warna-warna alami membuat skema warna makeup Lolita.

Sweet Lolita tempat fokus pada aspek-aspek seperti anak-gaya Lolita. Pakaian terdiri dari pastel, kotak-kotak atau warna-warni cetak, renda, pita, dan pita untuk menekankan kelucuan dalam desain. themes Best Lolita manis dalam referensi untuk Alice in Wonderland, buah-buahan, permen dan dongeng klasik. Perhiasan seringkali mencerminkan tema fantasi ini. Hiasan kepala dan busur adalah rambut populer aksesori untuk tampilan Lolita manis. Tas dan dompet sering sangat manis dengan desain putri-suka dan sering dalam bentuk stroberi, mahkota, hati, dan boneka binatang.

Contoh untuk merek Sweet Lolita adalah Angelic Pretty, Baby, The Stars Shine Bright dan bermetamorfosis temps de fille. Emily Candi cute (saudara merek Shirley Temple, sebuah butik Jepang), Jane Marple, dan SUSU merek yang membawa pakaian lagi yang akan dianggap lebih santai, dan tersedia untuk membeli di toko-toko di Jepang.
 
Classic Lolita  

Classic Lolita adalah gaya lebih matang dari Lolita yang berfokus pada Baroque, Kabupaten, dan gaya Rococo. Warna dan pola yang digunakan dalam Lolita klasik dapat dilihat sebagai suatu tempat antara gaya Gothic dan manis; tidak gelap seperti Gothic Lolita, tapi tidak imut sebagai Lolita manis. Tampilan ini dapat dilihat sebagai gaya, lebih canggih Lolita dewasa karena penggunaannya kecil, pola rumit, serta warna yang lebih tertahan pada kain dan di desain secara keseluruhan. [11]

Berisi desain-garis, serta pinggang Empire juga digunakan untuk menambah tampak lebih dewasa dari gaya klasik. Kebanyakan pakaian Lolita klasik, namun masih menempel dengan siluet Lolita dasar. Sepatu dan aksesoris kurang aneh dan lebih fungsional. Perhiasan dengan desain yang rumit juga umum. Susunan digunakan dalam Lolita klasik sering versi yang lebih teredam susunan Lolita manis, dengan penekanan pada pewarnaan alam. Sebuah contoh klasik adalah merek Lolita Justine et Juliette, Dunia Innocent, Maiden Victoria, Triple Fortune, dan Maria Magdalena.
 
Punk Lolita

Punk Lolita (atau Lolita Punk) menambahkan unsur fashion punk mode Lolita. Motif yang biasanya ditemukan di pakaian punk, seperti kain compang-camping, dasi, peniti dan rantai, kain layar-dicetak, plaids, dan pendek, gaya rambut berkelamin dua dimasukkan ke dalam tampilan Lolita. Pakaian yang paling populer adalah blus dan rok atau cutsews, walaupun baju dan rok jumper juga dipakai. Common alas kaki termasuk sepatu, Mary Janes atau oxfords dengan platform [12] umum Punk Lolita merek. adalah A Lidel +, Putumayo, h. Naoto dan Na + H. Banyak merek fashion punk Jepang Lolita mengambil pengaruh dari London's Camden Town Pasar terkenal. Vivienne Westwood, yang, meskipun tidak seorang desainer Lolita, memiliki barang-barang dan koleksi yang mencerminkan kepekaan Lolita, terutama di koleksi bahasa Jepang-nya, populer di scene punk Lolita. Jantan tahu untuk mengambil fashion Punk Lolita, dan juga gaya busana Victorian Lolita.
 
Lain gaya dan tema

Karena sifat do-it-yourself fashion Lolita, banyak tema lain keluar dari kerangka dasar Lolita. Gaya ini sering tidak dikenal sebagai yang disebutkan di atas, tetapi mereka menampilkan sifat kreatif dari mode Lolita, dan menggambarkan bagaimana orang-orang membuat mode sendiri. [13] Di bawah ini hanya beberapa contoh kecil dari subtipe mode Lolita.
 
Wa Lolita  

Wa Lolita (atau Waloli) menggabungkan gaya pakaian tradisional Jepang dengan mode Lolita. Wa Lolita biasanya terdiri dari kimono atau hakama dimodifikasi agar cocok dengan pakaian Lolita umum. Bagian bawah pakaian tersebut diubah untuk mengakomodasi rok, atau blus bergaya kimono digunakan sebagai atas untuk menemani Lolita rok polos. Pakaian luar dapat mencakup hifu haori atau orang dewasa-ukuran-rompi. Sepatu dan aksesoris yang digunakan dalam gaya ini adalah pakaian khas tradisional Jepang termasuk bunga kanzashi, dan geta, Zōri, atau Okobo. Sepatu ini sering digunakan sebagai pengganti dari platform Lolita normal dan sepatu bertumit tinggi. [Rujukan?]
 
Qi Lolita

Qi Lolita adalah gaya yang serupa tetapi menggunakan pakaian Cina dan aksesoris di tempat Jepang. Biasanya ini mencakup qipao dan-Cheongsam gaun diubah untuk mengakomodasi sebuah rok. Aksesoris termasuk platform-sandal untuk alas kaki dan bun-mencakup sebagai aksesori rambut. [Rujukan?]
 
Oji (Boystyle)

Oji (王子?) Atau Oji-sama (王子 様?), Yang berarti "pangeran", adalah fashion Jepang yang dianggap versi laki-laki mode Lolita. gaya ini mengambil pengaruh dari anak-anak pakaian di era Victoria mengenakan. [14] Meskipun dianggap sebagai "anak gaya", sering dipakai oleh kedua jenis kelamin [rujukan?].

Oji terinspirasi oleh apa yang dikenakan oleh anak laki-laki Victoria, dan termasuk blus dan kemeja maskulin, celana sampai di bawah lutut dan gaya lain celana pendek, lutut kaus kaki tinggi, topi tinggi, dan topi tukang koran. Warna-warna biasanya digunakan adalah hitam, putih, biru dan merah anggur, meskipun ada versi feminin dari fashion dengan palet yang lebih luas. contoh yang baik akan beberapa pakaian yang dijual melalui Baby, baris Stars Shine Bright's Alice dan Pirates.

Meskipun di Jepang cara ini biasanya disebut sebagai ouji, di Amerika Serikat itu sering mendengar itu disebut sebagai "kodona" lolita.
 
Hime Lolita

Hime, atau "Putri," Lolita dicirikan oleh gaya-putri melihat berdasarkan gaya aristokrat Eropa [15] [16]. Hal ini biasanya termasuk tiara dan hiruk pikuk gaya rok rococo kembali.

Trend fashion gadis Hime meledak dekat akhir tahun 2000-an dan dikreditkan kepada Yesus Diamante, yang pemiliknya, Toyotaka Miyamae, memulai sebuah toko pakaian di Osaka pada tahun 2001 untuk membuat gaun cocok untuk wanita Jepang. Miyamae dikreditkan inspirasi dari Brigitte Bardot, meskipun orang lain telah membandingkan mode gadis Hime untuk Marie Antoinette dan Paris Hilton. [16]

Seorang wanita yang secara rutin nggak gaya ini dikenal sebagai gadis Hime (姫 ギャル gyaru Hime?). gaya ini juga dikenal sebagai ageha itu (アゲハ?, lit "kupu-kupu"),. membandingkan gaya elegan untuk kupu-kupu. [17]
 
Guro Lolita

Guro Lolita (Lolita Gore) adalah gambaran dari sebuah 'boneka rusak' atau "Gore Innosensius" dengan menggunakan item seperti darah palsu, make-up, dan perban untuk memberikan tampilan cedera [18] disarankan. Bahwa Guro Lolitas memakai seragam putih untuk "menekankan kontras antara kemurnian dan luka-luka mereka" atau karena darah yang lebih baik kontras dengan warna putih. [18]
 
Sailor Lolita

Lolita fashion yang menggabungkan tampilan sebuah Seifuku Sailor. Hal ini dapat mencakup pelaut kerah dan dasi, topi pelaut, dan bergaris. Sailor Lolita secara luas populer di anime Jepang, ditampilkan dalam acara populer [rujukan?].
 

Pengaruh dan popularitas


Lolita dipengaruhi dan dipopulerkan oleh gambaran lebih feminin Visual Kei (atau "seni rupa") band. Visual Kei adalah suatu bentuk musik rock Jepang didefinisikan oleh band yang dimainkan dengan kostum yang rumit, tetapi gaya musik yang bervariasi. Mana, mantan pemimpin cross-dressing dan gitaris dari band Visual Kei Malice Mizer secara luas dikenal untuk membantu mempopulerkan Gothic Lolita. Dia menciptakan istilah "Elegant Gothic Lolita" (EGL) dan "elegan Gothic bangsawan" (EGA) untuk mendeskripsikan gaya fashion sendiri label Moitié Moi-meme-, yang didirikan pada tahun 1999 dan dengan cepat memantapkan dirinya sebagai salah satu yang paling didambakan merek adegan Lolita.




Sakura (桜, 櫻 ?) bersama dengan bunga seruni, merupakan bunga nasional Jepang yang mekar pada musim semi, yaitu sekitar awal April hingga akhir April. Sakura dapat terlihat di mana-mana di Jepang, diperlihatkan dalam beraneka ragam barang-barang konsumen, termasuk kimono, alat-alat tulis, dan peralatan dapur. Bagi orang Jepang, sakura merupakan simbol penting, yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, serta juga merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal.



Pemerian


Pohon sakura adalah salah satu pohon yang tergolong dalam familia Rosaceae, genus Prunus sejenis dengan pohon prem, persik, atau aprikot, tetapi secara umum sakura digolongkan dalam subgenus sakura. Asal-usul kata "sakura" adalah kata "saku" (bahasa Jepang untuk "mekar") ditambah akhiran yang menyatakan bentuk jamak "ra". Dalam bahasa Inggris, bunga sakura disebut cherry blossoms.
Warna bunga tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala. Bunga digolongkan menjadi 3 jenis berdasarkan susunan daun mahkota: bunga tunggal dengan daun mahkota selapis bunga ganda dengan daun mahkota berlapis bunga semi ganda Pohon sakura berbunga setahun sekali, di pulau Honshu, kuncup bunga sakura jenis someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunganya mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat. Di Jepang, mekarnya sakura jenis someiyoshino dimulai dari Okinawa di bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar akhir Maret sampai awal April, lalu bergerak sedikit demi sedikit ke utara, dan berakhir di Hokkaido di saat liburan Golden Week. Setiap tahunnya pengamat sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya bunga sakura someiyoshino dari barat ke timur lalu utara yang disebut sakurazensen. Dengan menggunakan peta sakurazensen dapat diketahui lokasi bunga sakura yang sedang mekar pada saat tertentu.

Ciri khas
Ciri khas sakura jenis someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok satu per satu pada saat yang hampir bersamaan. Bunga sakura jenis someiyoshino hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya bunga sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan lebat dan angin kencang. Beberapa jenis burung dikenal suka memakan bagian bunga yang berasa manis, sedangkan burung merpati memakan seluruh bagian bunga. Kesempatan langka piknik beramai-ramai di bawah pohon sakura untuk menikmati mekarnya bunga sakura disebut hanami (ohanami). Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua. Di Jepang terdapat standar untuk menyampaikan informasi tingkat mekar bunga sakura, mulai dari terbukanya kuncup bunga (kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di pohon (ichibuzaki) sampai bunga mekar seluruhnya (mankai). Bunga yang rontok segera digantikan dengan keluarnya daun-daun muda. Pohon sakura yang bunganya mulai rontok dan mulai tumbuh daun-daun muda sebanyak 10% disebut ichibu hazakura. Sementara itu, pohon sakura yang semua bunga sudah rontok dan hanya mempunyai daun-daun muda disebut hazakura (sakura daun). Bunga dari pohon jenis yamazakura mekar lebih lambat dibandingkan jenis someiyoshino dan bunganya mekar bersamaan dengan keluarnya daun-daun muda. Konsumsi bunga sakura Daun dan bunga sakura yang sudah direndam di dalam air garam (shiozuke) dimanfaatkan untuk bahan makanan karena wanginya yang harum. sakura mochi adalah kue moci yang dibungkus daun sakura. Ada juga es krim dan kue kering rasa bunga sakura. Teh bunga sakura umumnya diminum pada kesempatan istimewa seperti pesta pernikahan. Ranting dan kuncup bunga sakura juga digunakan sebagai bahan pewarna alami.

Jenis-jenis

Sebagian besar jenis pohon sakura merupakan hasil persilangan, misalnya jenis someiyoshino yang tersebar di seluruh Jepang sejak zaman Meiji adalah hasil persilangan pohon sakura di zaman Edo akhir. Sakura jenis someiyoshino inilah yang sangat tersebar luas, sehingga kebanyakan orang hanya mengenal someiyoshino (yang merupakan salah satu jenis sakura) sebagai sakura.
Pada zaman dulu sebelum ada jenis someiyoshino, orang Jepang mengenal bunga sakura yang mekar di pegunungan yang disebut yamazakura dan yaezaki no sakura sebagai sakura. Di saat mekarnya bunga sakura, ribuan batang pohon Yamazakura yang tumbuh di Pegunungan Yoshino (Prefektur Nara) menciptakan pemandangan menakjubkan warna putih, hijau muda, dan merah jambu. Beberapa jenis sakura: Edohigan Edohigan adalah sakura yang mekar di Hari Ekuinoks Musim Semi dan bunganya paling panjang umur. Jenis-jenis lain yang serupa dengan edohigan adalah ishiwarizakura dan yamadakashinyozakura yang termasuk pohon sakura yang dilindungi. Miharutakizakura adalah salah satu jenis edohigan yang rantingnya menjuntai-juntai, sedangkan yaebenishidare dikenal daun bunganya yang banyak dan warnanya yang cerah. Hikanzakura Hikanzakura atau disebut juga kanhizakura adalah sakura yang tersebar mulai dari wilayah Tiongkok bagian selatan sampai ke Pulau Formosa. Kanhizakura banyak ditemukan tumbuh liar di Prefektur Okinawa. Bagi orang Okinawa, kata "sakura" sering berarti hikansakura. Pengumuman mekarnya bunga sakura di Okinawa biasanya berarti mekarnya hikanzakura. Di Okinawa, kuncup bunga hikanzakura mulai terbuka sekitar bulan Januari atau Februari. Di Pulau Honshu, hikanzakura banyak ditanam mulai dari wilayah Kanto sampai ke Kyushu dan biasanya mulai mekar sekitar bulan Februari atau Maret. Shidarezakura Bunga sakura jenis shidare (Shidarezakura) Fuyuzakura Fuyuzakura (sakura musim dingin) adalah jenis pohon sakura yang bunganya mekar sekitar bulan November sampai akhir bulan Desember. Onishimachi di Prefektur Gunma adalah tempat melihat fuyuzakura yang terkenal.

Sakura dan buah ceri

Pohon sakura menghasilkan buah yang dikenal sebagai buah ceri (bahasa Jepang: sakuranbo). Buah ceri yang masih muda berwarna hijau dan buah yang sudah masak berwarna merah sampai merah tua hingga ungu. Walaupun bentuknya hampir serupa dengan buah ceri kemasan kaleng, buah ceri yang dihasilkan pohon sakura ukurannya kecil-kecil dan rasanya tidak enak sehingga tidak dikonsumsi. Pohon sakura yang menghasilkan buah ceri untuk keperluan konsumsi umumnya tidak untuk dinikmati bunganya dan hanya ditanam di perkebunan. Produsen buah ceri terbesar di Jepang berada di Prefektur Yamagata. Buah ceri produk dalam negeri Jepang seperti jenis sato nishiki harganya luar biasa mahal. Di Jepang, buah ceri produksi dalam negeri hanya dibeli untuk dihadiahkan pada kesempatan istimewa. Buah ceri yang banyak dikonsumsi masyarakat di Jepang adalah buah ceri yang diimpor dari negara bagian Washington dan California di Amerika Serikat.

Tempat-tempat pilihan untuk melihat bunga Sakura

Di tahun 1990, Asosiasi Bunga Sakura Jepang (Japan Cherry Blossom Association) mengeluarkan daftar 100 tempat terpilih untuk melihat keindahan bunga Sakura.
Daerah Kanto: Tokyo: Taman Ueno (Taito-ku), Taman Shinjuku-gyoen (Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-ku), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Inogashira (kota Musashino) Daerah Tokai: Prefektur Gifu: Taman Usuzumi/Neodani (kota Motosu), Pinggir Sungai Shinsakai (kota Kakamigahara), Kamagatani (kota Ikeda) Daerah Kansai: Prefektur Osaka: Taman Istana Osaka (Osaka), The Mint Bureau (Osaka), Taman Expo '70 (kota Suita) Prefektur Hyogo: Taman Istana Himeji (kota Himeji), Taman Akashi (Kota Akashi), Taman Shukugawa (Nishinomiya) Prefektur Nara: Taman Nara (kota Nara), Pegunungan Yoshino (kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama)



Yakitori (bahasa Jepang: やきとり) adalah sate khas dari Jepang yang umumnya menggunakan daging ayam. Potongan daging, kulit, hati, jantung, dan hempela dipotong kecil ukuran sekali gigit, ditusuk dengan tusukan bambu, lalu dibakar dengan api arang atau gas. Satu tusuk Yakitori umumnya hanya berisi satu jenis bagian ayam, misalnya satu tusuk Yakitori yang terdiri dari 3 sampai 5 potongan daging ayam tidak pernah dicampur dengan potongan hati atau jantung. Sebagai variasi, ada juga Yakitoriya yang mencampur potongan besar daun bawang dan jamur shiitake kedalam tusukan Yakitori. Ada juga Yakitori yang berupa Burung Gereja (Passer montanus) atau burung kecil lainnya dalam bentuk utuh tanpa dipotong-potong. Restoran yang hanya menyediakan Yakitori yang disebut Yakitoriya (Tukang Yakitori). Izakaya (bar/restoran khas Jepang) juga banyak menyediakan Yakitori. Ada Yakitori yang tidak berbumbu dan tidak bersaus melainkan hanya dimakan dengan taburan garam, tapi pada umumnya Yakitori yang sudah dibakar dicelupkan ke dalam saus (bahasa Jepang: tare) yang terbuat dari kecap asin, mirin, arak, dan gula sehingga Yakitori mempunyai rasa manis-manis asin.

Jenis-jenis Yakitori
Daging saja Jantung Hati Rempela Tunggir Usus Seseri (daging sekitar leher) Tebasaki (bagian ujung sayap ayam) Tsukune (daging ayam cincang yang dibulatkan) Negima (kombinasi daging, daun bawang, daging, secara bergantian) Ikada (daun bawang saja yang ditusuk dengan dua buah tusukan sate) Matsuba (tulang di antara bagian dada dan leher ayam) Kappa (tulang muda ayam yang terdapat di bagian dada)
Juga tidak tertutup juga kemungkinan, tukang Yakitori menyediakan daging babi atau daging sapi sebagai Yakitori.

Macam-macam Yakitori menurut daerah di Jepang
Di kota Hakodate dan Muroran, Prefektur Hokkaido, yang dimaksudkan dengan Yakitori adalah bukan sate dari daging ayam melainkan dari daging babi. Di kota Muroran, Yakitori jenis Negima bukanlah menggunakan daun bawang, melainkan bawang bombay, dan dimakan bersama mustard.
Di kota Bibai, bagian tengah Prefektur Hokkaido, Yakitori menggunakan daging ayam tetapi tidak dicelupkan ke saus dan hanya dibumbui dengan garam. Satu tusuk Yakitori juga bisa merupakan campuran dari daging ayam, kulit, dan tulang muda yang disebut Motsu. Kota Imabari di Prefektur Ehime, merupakan kota yang mempunyai jumlah tukang Yakitori terbanyak nomor dua di Jepang. Yakitori di kota Imabari tidak dibakar di atas arang atau gas, melainkan di atas hot plate (Teppan).

Sukiyaki



Sukiyaki (すき焼き, スキヤキ ?) adalah irisan tipis daging sapi, sayur-sayuran, dan tahu di dalam panci besi yang dimasak di atas meja makan dengan cara direbus. Sukiyaki dimakan dengan mencelup irisan daging ke dalam kocokan telur ayam.

Sayur-sayuran untuk Sukiyaki misalnya bawang bombay, daun bawang, sawi putih, shungiku (nama daun dari pohon keluarga seruni), jamur shiitake, dan jamur enoki. Sebagai pelengkap ditambahkan ito konnyaku atau shirataki yang berbentuk seperti soun berwarna bening atau sedikit abu-abu.



Dua versi Sukiyaki


Sukiyaki memiliki dua versi, Sukiyaki versi daerah Kansai dan Sukiyaki versi daerah Kanto yang berbeda cara penyajian, jenis bumbu dan rasa.

Menurut Sukiyaki versi Kansai, Sukiyaki hanya dimasak dengan bumbu kecap asin dan gula pasir, sedangkan Sukiyaki versi Kanto dimasak menggunakan saus Warishita yang merupakan campuran dashi, kecap asin, gula pasir, dan mirin yang dimasak terlebih du
lu.

Menurut cara Kansai, potongan lemak sapi dicairkan di dalam panci sebelum memasukkan irisan daging sapi. Bumbu berupa gula pasir dan kecap asin dituangkan sekaligus dalam jumlah banyak di atas daging yang sudah matang lalu diaduk-aduk dengan sayur-sayuran hingga matang. Menurut cara Kanto, bumbu warishita dididihkan dulu di dalam panci sebelum semua bahan dimasuk
kan.


Sejarah


Ada pendapat yang diragukan kebenarannya mengatakan Sukiyaki pada mulanya adalah daging sapi yang dipanggang (bahasa Jepang: yaki) di atas cangkul besi tebal yang disebut suki.

Sebelum restorasi Meiji, orang Jepang tidak pernah memakan daging sapi mematuhi larangan agama Buddha yang melarang konsumsi hewan berkaki empat dan hewan yang digunakan untuk pertanian. Di zaman Meiji toko daging yang pertama dibuka di Jepang (tahun 1867), yang diikuti dengan dibukanya restoran Gyunabe.

Sebelum Perang Dunia ke-2, di daerah Kanto masakan ini lebih dikenal dengan nama Gyunabe (牛鍋 ?, sapi, panci)




Sashimi (刺身 ?) adalah makanan Jepang berupa makanan laut dengan kesegaran prima yang langsung dimakan dalam keadaan mentah bersama penyedap seperti kecap asin, parutan jahe, dan wasabi.

Makanan laut segar seperti ikan, kerang, dan udang karang dihidangkan dalam bentuk irisan kecil yang mudah dimakan, sedang udang berukuran kecil ada yang hanya dikupas kulit dan dibuang kepalanya saja.

Tsuma adalah sebutan untuk bahan makanan penyerta yang bisa berupa lobak yang dipotong panjang-panjang dengan ukuran sangat halus, daun berwarna hijau yang disebut Oba (Aojizo), atau rumput laut seperti Wakame dan Tosakanori.

Sashimi juga berarti menikmati sesuatu dalam keadaan mentah, mulai dari potongan mentah daging Kuda (Basashi), daging ayam (Torisashi), hati ayam atau hati sapi, sampai pada potongan Konnyaku dan kembang tahu yang disebut Yuba.

Di daerah Kansai, sashimi lebih dikenal dengan sebutan O-tsukuri.


Sejarah

Ada pendapat yang mengatakan kebiasaan memakan potongan daging segar tanpa dimasak adalah sama tuanya dengan sejarah manusia, tapi kebiasaan ini bisa berlanjut atau hilang tergantung pada kondisi lingkungan tempat tinggal. Jepang merupakan negara kepulauan dengan hasil laut segar yang dapat dinikmati sepanjang tahun, sehingga kebiasaan menikmati makanan laut segar tanpa dimasak terus berlanjut. Ada juga pendapat yang mengatakan kata Sashimi berasal dari kata Namashishi (生肉 ?, daging mentah) atau Namasuki (生切 ?, potongan segar).


Jenis-jenis Sashimi


Tsugatazukuri

Potongan-potongan ikan disusun di atas tubuh ikan yang dipertahankan bentuknya mulai dari bagian kepala hingga ekor. Sashimi jenis ini kebanyakan hanya dinikmati pada kesempatan istimewa.

Ikezukuri

Tsugatazukuri dengan ikan hidup yang dijadikan sashimi hanya beberapa saat sebelum dihidangkan.


Tataki
Potongan ikan yang digarang untuk beberapa saat di atas api sehingga terlihat matang di bagian luar, segar di bagian dalam. Tataki ikan cakalang (Katsuo) dimakan bersama saus Ponzu, parutan bawang putih dan irisan daun bawang.




Dango (団子 ?) adalah kue Jepang berbentuk bulat seperti bola kecil, dan dimatangkan dengan cara dikukus atau direbus di dalam air. Adonan dango dibuat dari tepung beras yang diulen dengan air atau air panas. Kushidango adalah sebutan untuk sejumlah 3, 4, atau 5 butir dango yang ditusuk menjadi satu dengan tusukan (kushi) dari bambu. Jumlah butiran dango dalam satu tusuk bergantung pada daerahnya di Jepang.

Dango yang rasanya manis dibuat dengan menambahkan gula ke dalam adonan, sedangkan dango yang tidak manis dicelupkan ke dalam saus. Dango juga bisa dimakan dengan taburan bubuk kacang kedelai (kinako), dimasukkan ke dalam mitsumame (agar-agar yang dimakan bersama aneka buah kaleng) atau selai kacang merah yang diencerkan dengan air. Selain dari tepung beras, dango juga bisa dibuat dari tepung terigu atau tepung millet.

Saus

Saus untuk kushidango terdiri dari dua rasa:
Saus dari campuran kecap asin (saus) dengan air ditambah gula pasir, mirin, dan tepung kentang sebagai pengental.
Saus manis-asin merupakan saus yang paling umum untuk dango di berbagai daerah di Jepang.
Kecap asin
Kushidango dengan rasa kecap asin bisa dijumpai di Prefektur Gifu, daerah Tama di Tokyo, dan Iruma di Prefektur Saitama.

Variasi lain dari kushidango disajikan dengan berbagai macam olesan atau taburan:
Selai kacang merah
Bubuk kacang kedelai dan gula pasir
Selai kacang kedelai muda
Selai kacang walnut

Wijen dan gula pasir.





Jenis dango
 
Tsukimidango (dango melihat bulan)..[Gambar no.2 dari kiri]

Sejumlah daerah di Jepang menyusun butiran tsukimidango hingga berbentuk piramida.


Hamidango (dango sewaktu ohanami)

Kushidango dengan warna merah jambu, hijau, dan putih.


Yomogidango atau Kusadango

Dango yang dimakan bersama selai kacang merah, bubuk kedelai, dan gula.


Shiratama dango (dango bola putih)

Bulatan dango dari tepung beras yang dimasukkan ke dalam selai kacang merah yang diencerkan, atau dimakan bersama agar-agar dan buah kaleng.


Mitarashi dango [Gambar no.1] 

Sejumlah 3, 4 atau 5 butir dango ditusuk dengan tusukan bambu dan dipanggang lebih dulu sebelum dicelupkan ke dalam saus dari campuran kecap asin dan gula. Hanya di Prefektur Gifu, mitarashi dango dicelupkan dulu ke dalam saus sebelum dipanggang.


Kibidango

Dango dari tepung millet seperti yang dikisahkan dalam cerita rakyat Momotaro

Oden

Oden (おでん atau 御田 ?) adalah masakan Jepang berupa berbagai bahan yang direbus di dalam kuah (dashi) yang antara lain dibuat dari katsuobushi, kombu, dan kecap asin. Bahan-bahan yang dimasukkan bisa beraneka ragam, dan tidak terbatas pada lobak, konnyaku, telur rebus, dan chikuwa.

Oden lebih merupakan makanan yang dimakan di musim dingin, dimakan begitu saja selagi masih panas-panas. Makanan ini lebih merupakan jajanan atau sebagai teman minum sake. Beberapa potong isi oden ditusuk dengan tusukan dari bambu agar mudah dimakan. Oden biasanya dimakan dengan mustard, dengan pengecualian beberapa daerah di Jepang yang memakannya dengan saus manis dari miso.

Bahan untuk kuah (dashi) dan isi oden bisa beraneka macam, bergantung pada daerah dan selera orang yang membuat. Isi oden biasanya adalah produk makanan jadi yang sudah matang dan tersedia di toko. Oden di daerah Kansai direbus dengan kuah yang umumnya lebih pekat dan lebih asin dibandingkan oden di daerah Kanto yang tidak begitu asin. Di daerah Kansai, oden yang berkuah kental disebut Kanto-ni (rebusan ala Kanto). Di Taiwan, makanan ini disebut Oren (黑輪), sedangkan di Shanghai disebut sebagai Aódiǎn (熬点).

Asal-usul

Oden berasal dari masakan yang disebut Miso dengaku atau cukup disebut dengaku. Di zaman sekarang, dengaku hanya berarti "Yaki dengaku" berupa tahu atau mochi beroles miso yang ditusuk dengan tusukan bambu sebelum dipanggang. Tapi di zaman dulu, dengaku bisa juga berupa berbagai bahan makanan yang direbus dan dimakan bersama miso. Di kalangan ibu rumah tangga, dengaku disingkat sebagai den. Setelah ditambah awalan "o," nama masakan ini berubah menjadi "Oden". Sementara itu, istilah "dengaku" menjadi hanya digunakan untuk makanan panggang Yaki dengaku.

Di zaman Edo mulai dijual kecap asin (shoyu) yang lebih kental dan disebut Koi-kuchi shōyu. Kecap asin ini melahirkan oden gaya baru dengan kuah kental berbumbu kecap asin. Masakan oden gaya baru ini diperkenalkan ke daerah Kansai dan populer dengan sebutan "Kanto-daki" (rebus ala Kanto). Sementara itu, masakan ini di Edo justru dilupakan orang. Di daerah Kansai yang penduduknya banyak mengkonsumsi kombu, bahan kuah untuk masakan ini ditambah dengan kombu.

Setelah peristiwa Gempa bumi besar Kanto, tim bala bantuan dari daerah Kansai membuka dapur umum di Tokyo untuk para korban gempa bumi. Masakan yang banyak disediakan adalah makanan yang mudah dibuat, dan salah satu di antaranya adalah "Kanto-daki" yang dulunya diperkenalkan orang Kanto ke daerah Kansai.

Di waktu malam, di sudut-sudut kota di Jepang dulunya sering dijumpai pedagang kaki lima yang disebut Oden-ya (tukang oden), tapi pemandangan ini sekarang sudah langka. Sebagai penggantinya, warung serba ada mulai menjual oden sejak cuaca makin sejuk dan berlanjut hingga di awal musim semi.











Dorayaki (どらやき。銅鑼焼き、ドラ焼き ?) adalah kue yang berasal dari Jepang. Dorayaki termasuk ke dalam golongan kue tradisional Jepang (wagashi) yang bentuknya bundar sedikit tembam, terdiri dari dua lembar kue yang direkatkan dengan selai kacang merah. Dorayaki memiliki tekstur yang lembut dan mirip dengan kue Jepang yang disebut Kastela karena adonan yang mengandung madu.

Di Indonesia, makanan penganan ini mulai diperkenalkan di Indonesia bersamaan dengan anime Doraemon. Tokoh Doraemon mempunyai kegemaran makan kue dorayaki. Dorayaki yang dijual di toko kue di Indonesia rasanya sudah disesuaikan dengan selera lokal seperti dorayaki berisi campuran coklat dan keju. Dorayaki juga dikenal di Indonesia dengan sebutan Obanyaki.

Di Jepang, Obanyaki lebih dikenal dengan nama Imagawayaki (今川焼き ?). Walaupun Obanyaki mempunyai bentuk yang hampir sama dengan Dorayaki, kue Obanyaki lebih tebal dibandingkan dengan Dorayaki. Obanyaki juga biasanya dipanggang di depan pembeli sedangkan Dorayaki sudah dipanggang sebelumnya dan dijual dalam kemasan.




Asal-usul

Pada mulanya, Dorayaki hanya terdiri dari satu lembar kue bundar dengan pinggiran yang dilipat sedikit hingga berbentuk segi empat. Di bagian tengah kue diberi selai kacang yang disebut azuki.

Pada tahun 1914, kue Dorayaki yang terdiri dari dua lembar diperkenalkan oleh perusahaan kue Usagiya dengan menggunakan adonan yang mirip adonan Kastela. Dorayaki yang terdiri dari dua lembar kue dan berbentuk bundar kemudian menjadi populer di seluruh Jepang.

Menurut cerita yang bisa dipercaya, kue dinamakan Dorayaki karena bentuknya yang mirip gong (bahasa Jepang: dora). Menurut cerita lain, pendekar bernama Saito Musashibo Benkei adalah pencipta Dorayaki. Benkei menderita luka dan harus dirawat di rumah penduduk. Setelah sembuh, Benkei memanggang adonan dari campuran air dan tepung terigu di atas gong. Hasilnya berupa kue bundar berisi selai kacang kemudian diberikan kepada orang yang merawatnya sebagai ucapan terima kasih. Masih ada beberapa cerita lain tentang asal-usul Dorayaki sehingga sulit memastikan cerita mana yang paling benar.


About this blog

Pengikut

Utahime's Blog ni Youkoso

Utahime's Blog ni Youkoso
Enjoy my blog ^.<